+62 294 3692732
humas@poltek-furnitur.ac.id
Kemenperin bakal dirikan politeknik di Kendal yang fokus pada furnitur
Merdeka.com, Jawa Tengah - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pelaku usaha industri mebel dan kerajinan nasional meningkatkan nilai ekspor. Pasalnya, Kemenperin menargetkan angka ekspor furnitur pada 2019 mencapai 3,5 miliar US Dollar. Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Ditjen IKM) Kemenperin, Gati Wibawaningsih mengemukakan, nilai ekspor produk furnitur dalam negeri saat ini baru menembus 1,5 miliar US Dollar. Pencapaian tersebut masih terhitung rendah ketimbang sejumlah negara lainnya di kawasan Asia Tenggara. "Kita masih kalah bersaing dengan negara tetangga seperti Vietnam, Malaysia dan Singapura. Padahal kita memiliki hutan yang cukup luas dan potensi produk furnitur kita luar biasa besar," kata Gati di Kota Solo, kemarin. Melihat kondisi itu, pemerintah menyiapkan sejumlah langkah untuk menggenjot pelaku usaha industri mebel dan kerajinan nasional. Hal itu untuk mencapai target nilai ekspor sebesar 3,5 miliar US Dollar pada 2019. Fasilitas itu antara lain, menggandeng Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sebagai penyedia bahan baku produksi, restrukturisasi untuk pembelian mesin IKM furnitur, kebijakan mengenai kemudahan impor tujuan ekspor (KITE), serta promosi dan pelatihan sumber daya manusia (SDM). "Dari sisi SDM kita juga berencana mendirikan politeknik di Kendal (Jawa Tengah) yang fokus pada produk furnitur. Harapannya, dengan berbagai support ini target nilai ekspor 2019 bisa meningkat menjadi 3,5 Miliar US Dollar secara market share dunia," paparnya. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng, M Arif Sambodo menambahkan, penurunan nilai ekspor produk furnitur saat ini karena dipengaruhi sejumlah faktor. Di antaranya, ketersediaan bahan baku, pemberlakuan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), hingga gejolak ekonomi global. "Kami optimis dengan adanya dorongan dari pemerintah melalui penyederhanaan SIUP dan TDP, fasilitas KITE dan promosi dapat meningkatkan nilai ekspor. Salah satunya dalam pameran IFEX (International Furniture Expo di Jakarta pertengahan Maret 2017) kemarin, nilai ekspor kita berhasil tumbuh cukup signifikan mencapai 73 persen,” imbuh Arif. Sumber: jateng.merdeka.com